Setelah itu anda harus menyunting file /etc/fstab untuk mengaktifkan disk quota per baris file sistem, dimana anda dapat mengaktifkan quota untuk masing-masing user atau group atau keduanya untuk semua file sistem yang ada di Linux. Sebelum quota diaktifkan tampilan file /etc/fstab adalah sbb:
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults 1 1
Untuk mengaktifkan quota user, tambahkan “usrquota” pada kolom empat setelah “defaults” menjadi :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota 1 1
Cara untuk mengaktifkan quota group hampir sama, yaitu hanya dengan mengganti options usrquota menjadi grpquota. Sedangkan untuk mengaktifkan keduanya, dapat dilakukan dengan mengubah options seperti berikut :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota,grpquota 1 1
Kemudian perlu dibuat juga file yang berfungsi menyimpan record quota yaitu quota.user dan quota.group. Keduanya harus diset owner sebagai root, dan hanya boleh di read-write oleh root saja. File ini biasa diletakkan di partisi /home.
# cd /home
# touch quota.user
# touch quota.group
# chmod 600 quota.user
# chmod 600 quota.group
Untuk keterangan lebih lanjut tentang fstab, baca manualnya :
# man fstab
Selanjutnya reboot sistem agar quota dapat berjalan. Jika operasi sudah berjalan normal anda tidak perlu lagi menjalankan perintah quotacheck dan quotaon. Anda hanya perlu memastikan bahwa quota benar-benar sudah diaktifkan. Cara yang mudah untuk melakukan ini ialah dengan menjalankan perintah quota –v. Dari keluaran perintah ini dapat anda lihat satu baris informasi tentang pemakaian disk dan batas quota saat itu untuk masing- masing file sistem yang telah diaktifkan quotanya.
Untuk mengalokasikan batas quota digunakan perintah edquota. Perintah dapat digunakan baik untuk mengatur quota seorang user maupun quota.
Sebuah group. Apabila perintah edquota digunakan untuk mengatur quota seorang user maka setelah perintah edquota bisa diikuti dengan flag –u atau bisa juga tidak, baru kemudian diikuti namauser yang akan diatur quotanya. Jika peintah edquota tidak diikuti flag, maka secara default perintah edquota tersebut dianggap akan mengatur quota seorang user alias menggunakan flag –u.
Karena itu, jika perintah edquota ini akan digunakan untuk mengatur quota sebuah group, maka setelah perintah ini harus diikuti flag –g baru kemudian diikuti nama group yang akan diatur quotanya. Selain itu perintha edquota ini juga dapat digunakan untuk mengatur quota dua atau lebih user atau group sekaligus. Sintaksnya :
# edquota <user1> <user2> <user3> …dst
dan untuk mengatur dua atau lebih group digunakan :
# edquota -g <group1> <group2> <group3> …dst
Ketika perintah edquota diminta, secara otomatis sistem akan menggunakan fasilitas teks editor vi untuk menyunting batas-batas quota yang dikehendaki. Penggunaan perintah edquota dapat dilihat pada contoh berikut :
Untuk edit quota user
# edquota –u bagus
Quotas for user bagus:
/dev/hda2: blocks in use: 2594, limits (soft = 5000, hard = 6500)
inodes in use: 356, limits (soft = 1000, hard = 1500)
"blocks in use" adalah jumlah total blok (dalam kilobyte) yang telah dipakai oleh user. "inodes in use" adalah jumlah total file yang dimiliki user dalam partisi tersebut.
Untuk edit quota group
# edquota –g asisten
Quotas for group asisten:
/dev/hda4: blocks in use: 5799, limits (soft = 8000, hard = 10000)
inodes in use: 1454, limits (soft = 3000, hard = 4000)
Seringkali seorang administrator ingin supaya ia dapat mengatur batas quota pada rentang uid atau user ID, sehingga dia tidak perlu memberikan batas quota masing-masing user satu demi satu yang tentu saja akan memakan waktu dan tenaga. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan flag –p pada perintah edquota. Hal pertama yang harus dilakukan dalam penduplikasian batas quota untuk sejumlah user ini adalah menentukan batas quota yanag akan dijadikan contoh atau prototype pada seorang user saja. Setelah itu proses duplikasi dapat dilakukan. Jika diasumsikan shell anda adalah csh dan user ID dimulai pada nomor 500 maka digunakan perintah :
# edquota -p bob `awk -F: '$3 > 499 {print $1}' /etc/passwd`
Jika anda ingin mengeset sendiri grace periode, dapat dilakukan perintahedquota –t. Maka akan ditampilkan :
# edquota -t
Time units may be: days, hours, minutes, or seconds
Grace period before enforcing soft limits for users:
/dev/hda2: block grace period: 0 days, file grace period: 0 days
Jika anda ingin mengeset grace periode menjadi 5 hari maka anda cukup mengubah angka 0 days menjadi 5 days, disesuaikan dengan block dan filenya.
Keterangan selengkapnya baca di manual :
# man edquota
Setelah disk quota aktif pada system, tentu saja administrator ingin memeriksa batas quota dan kapasitas disk quota yang telah digunakan. Untuk melakukan hal itu, selain dapat menggunakan perintah quota, juga dapat digunakan perintah repquota. Perintah quota hanya dapat digunakan oleh seorang user untuk memeriksa quota user dan group, dan pemakaian kapasitas disk yang dimilikinya. Perintah ini tidak bisa digunkan untuk melihat informasi quota yang dimiliki user lain atau group lain, jika hanya menggunakan account user biasa. Hanya superuser atau yang memiliki account root yang dapat melihat informasi quota yang dimiliki user lain beserta pemakaiannya. Perintah repquota dapat digunakan untuk mendapatkan ringkasan dari semua informasi quota dan pemakaian disk untuk file system yang telah diaktifkan quotanya.
Berbeda dengan perintah edquota, pada perintah repquota ini jika anda tidak menambahkan flag apapun, secara otomatis yang akan ditampilkan adalah quota untuk masing-masing user dan quota untuk masing-masing group (jika keduanya ada). Jadi misalkan ingin melihat alokasi quota tiap user di file system /home digunakan perintah :
# repquota –u /home
misalnya tipe user di file sistem /home ini telah diatur, akan muncul tampilan :
Block limits File limits
User used soft hard grace used soft hard grace
root -- 175419 0 0 14679 0 0
bin -- 18000 0 0 735 0 0
uucp -- 729 0 0 23 0 0
man -- 57 0 0 10 0 0
bagus -- 13046 15360 19200 806 1500 2250
andri -- 2838 5120 6400 377 1000 1500
Penggunaan perintah quota –v oleh seorang user dapat dilakukan untuk melihat batas quota yang dimilkinya di file system tertentu. Sebagai contoh di bawah ini user adjie akan melihat batas quota yang dimilikinya :
# quota –v
Disk quotas for user adjie (uid 501) :
Filesystem blocks quota limit grace files quota limit grace
/home 525* 500 550 5days 17 0 0
/usr 0 500 550 0 0 0
Pada file system /home dari contoh di atas dapat dilihat bahwa user tersebut telah lewat 25 blok dari batas quota yang diizinkan dan mempunyai sisa perpanjangan waktu 5 hari lagi. Tanda asterisk (*) menunjukkan bahwa user tersebut saat ini telah melewati batas quota yang dimilikinya. File system yang tidak digunakan sama sekali oleh user biasanya tidak akan ditampilkan dalam keluaran peintah quota, meskipun user tersebut mempunyai jatah quota pada file system tersebut. Jadi pada contoh di atas (user adjie selain punya quota di /homejuga ada di /usr). Jika perintah quota digunakan tanpa flag apapun, maka quota user adjie di /usr tidak akan ditampilkan karena dia sama sekali belum menggunakan jatah quotanya di file system tersebut. Tapi karena perintah edquota menggunakan flag–v maka semua informasi tentang quota yang dimilikinya akan ditampilkan.
1.SISTEM FILE PADA SISTEM OPERASI JARINGAN
1. FAT 16 (File Allocation Table 16)
sebenarnya sebelum FAT16, telebih dahulu sistem file di MS-DOS FAT12, tapi karena banyak kekurangan makanya muncul FAT16, FAT16 sendiri sudah dikenalkan oleh MS-DOS pada tahun 1981. Awalnya, sistem ini didesain umtuk mengatur file fi floppy disk, dan sudah mengalami beberapa kali perubahan, sehingga digunakan untuk mengatur file harddisk. Keuntungan FAT16 adalah kompatibel hampir di semua sistem operasi, baik Windows 95/98/ME, OS/2, Linux dan bahkan Unix. Namun dibalik itu semua masalah paling besar dari FAT16 adalah mempunyai kapasitas tetap jumlah cluster dalam partisi, jadi semakin besar harddisk, maka ukuran cluster akan semakin besar. selain itu kekurangan FAT16 salah satunya tidak mendukung kompresi, enkripsi dan kontrol akses dalam partisi
2. FAT 32 (File Allocation Table 32)
FAT32 mulai di kenal pada sistim Windows 95 SP2, dan merupakan pengembangan lebih dari FAT16. FAT32 menawarkan kemampuan menampung jumlat cluster yang lebih besar dalam partisi. Selain itu juga mengembangkan kemampuan harddisk menjadi lebih baik dibanding FAT16. Namun FAT32 memiliki kelemahan yang tidak di miliki FAT16 yaitu terbatasnya Operating System yang bisa mengenal FAT32. Tidak seperti FAT16 yang bisa di kenal oleh hampir semua system operasi, namun itu bukan masalah apabila anda menjalankan FAT32 di Windows XP karena Windows XP tidak peduli file sistim apa yang di gunakan pada partisi.
3. NTFS (New Technology File System)
NTFS di kenalkan pertama pada Windows NT dan merupakan file system yang benar benar berbeda di banding teknologi FAT. NTFS menawarkan security yang jauh lebih baik , kompresi file , cluster dan bahkan support enkripsi data. NTFS merupakan file system standar untuk Windows Xp dan apabila anda melakukan upgrade Windows biasa anda akan di tanyakan apakah ingin mengupgrade ke NTFS atau tetap menggunakan FAT. Namun jika anda sudah melakukan upgrade pada Windows Xp dan tidak melakukan perubahan NTFS itu bukan masalah karena anda bisa mengkonversinya ke NTFS kapanpun. Namun ingat bahwa apabila anda sudah menggunakan NTFS akan muncul masalah jika ingin downgrade ke FAT tanpa kehilangan data.
Pada Umumnya NTFS tidak kompatibel dengan Operating System lain yang terinstall di komputer yang sama (Double OS) bahkan juga tidak terdetek apabila anda melakukan StartUp Boot menggunakan floopy. Untuk itu sangat disarankan kepada anda untuk menyediakan partisi yang kecil saja yang menggunakan file system FAT di awal partisi. Partisi ini dapat anda gunakan untuk menyimpan Recovery Tool apabila mendapat masalah.
Berikut adalah file system pada sistem operasi Linux:
4. EXT2 (2rd Extented)
EXT2 adalah file sistem yang ampuh di linux. EXT2 juga merupakan salah satu file sistem yang paling ampuh dan menjadi dasar dari segala distribusi linux. Pada EXT2 file sistem, file data disimpan sebagai data blok. Data blok ini mempunyai panjang yang sama dan meskipun panjangnya bervariasi diantara EXT2 file sistem, besar blok tersebut ditentukan pada saat file sistem dibuat dengan perintah mk2fs. Jika besar blok adalah 1024 bytes, maka file dengan besar 1025 bytes akan memakai 2 blok. Ini berarti kita membuang setengah blok per file.
EXT2 mendefinisikan topologi file sistem dengan memberikan arti bahwa setiap file pada sistem diasosiasiakan dengan struktur data inode. Sebuah inode menunjukkan blok mana dalam suatu file tentang hak akses setiap file, waktu modifikasi file, dan tipe file. Setiap file dalam EXT2 file sistem terdiri dari inode tunggal dan setiap inode mempunyai nomor identifikasi yang unik. Inode-inode file sistem disimpan dalam tabel inode. Direktori dalam EXT2 file sistem adalah file khusus yang mengandung pointer ke inode masing-masing isi direktori tersebut.
5. EXR3 (3rd Extended)
EXT3 adalah file system yang digunakan pada sebagian besar sistem operasi Linux. Pada file system maka setiap file akan memiliki suatu database mini, yaitu disebut dengan inode. Dimana di dalamnya berisi berbagai informasi seperti jenis file, hak akses, pemilik file, group pemilik file, besar file dan waktu perubahan.
Kemudian ini adalah file system pada operating system yang lain:
6. Common Internet File System (CIFS)
Common Internet File System merupakan sebuah implementasi dari protokol berbagi berkas/file-sharing Server Message Block (SMB) yang telah diusulkan agar menjadi standar Internet (statusnya saat ini masih menjadi draft), sehingga dapat diperoleh secara mudah. Perbedaan dari protokol SMB adalah bahwa protokol ini telah diperbaiki agar dapat digunakan melalui Internet. Protokol ini merupakan “saingan tidak langsung” dari protokol Network File System yang digunakan dalam keluarga sistem operasi UNIX. Protokol ini menggunakan arsitektur client/server. Microsoft telah memberikan draf rancangan protokol CIFS kepada Internet Engineering Task Force (IETF) untuk dijadikan standar Internet. Meskipun demikian, klien dan server CIFS telah ada dalam Windows 2000 ke atas.
Protokol lapisan transport yang digunakan
Meski pada awalnya protokol SMB dibuat menggunakan protokol NetBIOS sebagai protokol lapisan transport-nya, berjalan di atas stack protokol TCP/IP, IPX/SPX, atau NetBEUI secara opsional, sekarang protokol SMB mendukung secara penuh protokol-protokol lapisan transport tersebut. Sebuah klien CIFS yang hendak mengakses sebuah file server atau print server akan membuat sebuah koneksi dengan server (dengan menggunakan protokol yang kompatibel di antara dua buah host yang saling berkomunikasi tersebut). Selanjutnya, klien akan membuat sesi NetBIOS di atas sesi koneksi yang sebelumnya dibuat, sebelum akhirnya klien pun menggunakan sesi NetBIOS tersebut untuk membuat sesi print-sharing atau file-sharing dengan server. Jika protokol TCP/IP digunakan sebagai protokol lapisan transport-nya, klien CIFS akan membuat sesi NetBIOS over TCP/IP, dengan membuka port 139 yang terdapat pada sisi server.
Ketika Windows 2000 dirilis, yang di dalamnya terdapat komponen Distributed File System (DFS), dan berkurangnya dukungan Microsoft terhadap protokol NetBIOS, file server pun dapat secara langsung menyediakan layanan file sharing dan print sharing, tanpa menggunakan NetBIOS lagi. Klien dapat membuka koneksi langsung dengan server dengan membuat sesi koneksi TCP dengan menggunakan port 445.
7. Google File System (GFS)
File di GFS cenderung sangat besar, biasanya dalam multi-gigabyte (GB) jangkauan. Mengakses dan memanipulasi file yang besar akan memakan banyak bandwidth jaringan. Bandwidth adalah kapasitas sistem untuk memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain. GFS alamat masalah ini dengan memecah file menjadi potongan dari 64 megabyte (MB)
Google File Arsitektur Sistem
Google mengorganisir GFS ke dalam kelompok komputer. cluster hanya sebuah jaringan komputer. Setiap kelompok mungkin berisi ratusan atau bahkan ribuan mesin. Dalam cluster GFS ada tiga jenis entitas: klien, server master dan chunkservers.
Dalam dunia GFS, istilah “klien” mengacu pada entitas yang membuat permintaan file. Permintaan dapat berkisar dari mengambil dan memanipulasi file yang sudah ada untuk membuat file baru pada sistem. Klien dapat komputer lain atau aplikasi komputer.
Fungsi Google File System
Selain dari layanan dasar GFS menyediakan, ada beberapa fungsi khusus yang membantu menjaga sistem berjalan lancar.Sedangkan perancangan sistem, pengembang GFS tahu bahwa isu-isu tertentu pasti pop up berdasarkan arsitektur sistem.
Komponen GFS memberikan update sistem melalui pesan elektronik .Pesan singkat ini memungkinkan server master untuk tinggal saat ini dengan status masing-masing chunkserver’s.
2.ADMINISTRASI MODE TEXT SISTEM OPERASI
1. MEMILIH APLIKASI UNTUK SERVER
dalam memilih aplikasi untuk server maka terlebih dahulu harus diketahui jenis-jenis aplikasi yang dibutuhkan oleh calon pengguna jaringan . beberapa aplikasi untuk server dapat dikategorikan dalam beberapa keperluan, yaitu:
1. sebagai penyedia / penunjang layanan aplikasi jaringan komputer, seperti DNS server, Web server, Mail server, Data base server dan aplikasi server lainnya menunjang layanan aplikasi jaringan.
2. sebagai pengelola lalu lintas jaringan (traffic), seperti routing, monitoring traffic jaringan /network management sistem (NMS).
2. MEMILIH SISTEM OPERASI UNTUK JARINGAN
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
SISTEM Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian sistem menurut Wikipedia indonesia adalah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energy.
Pengertian dari Jaringan komputer adalah “ sekumpulan komputer, serta perangkat-perangkat lain pendukung komputer yang saling terhubung dalam suatu kesatuan ”.
Sistem operasi yaitu merupakan penghubung antara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer. Pengertian sistem operasi secara umum adalah suatu pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem komputer dan menyediakan sekumpulan layanan untuk memudahkan dan memberi kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber daya sistem komputer.
Sistem operasi jaringan atau sistem operasi komputer yang dipakai sebagai server dalam jaringan komputer hampir mirip dengan sistem operasi komputer stand alone, bedanya hanya pada sistem operasi jaringan, salah satu komputer harus bertindak sebagai server bagi komputer lainnya. Sistem operasi dalam jaringan disamping berfungsi untuk mengelola sumber daya dirinya sendiri juga untuk mengelola sumber daya komputer lain yang tergabung dalam jaringan.
Sistem operasi harus diinstal ke dalam komputer agar dapat berfungsi dengan baik. Dalam instalasi sistem operasi jaringan terdapat beberapa mode pilihan yang disediakan yaitu berupa mode text dan mode grafik. Instalasi sistem operasi berbasis text merupakan salah satu mode instalasi sistem operasi komputer dengan tampilan text.
Mode text digunakan jika spesifikasi hardware komputer yang akan diinstal mempunyai spesifikasi yang rendah. Metode instalasi berbasis text akan mempercepat proses instalasi Metode instalasi sistem operasi berbasis text sering digunakan untuk mempercepat proses instalasi walaupun dengan tampilan yang kurang menyenangkan. Biasanya untuk spesifikasi komputer yang sederhana dibanding dengan sistem operasinya akan menggunakan metode berbasis text.
Dan sistem operasi komputer telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik untuk keperluan stand alone maupun jaringan. Ada banyak sistem operasi komputer yang dapat digunakan dalam sebuah komputer baik stand alone maupun jaringan diantaranya adalah Microsoft Windows Series (Win 3.1, Win 9x, Win ME, Win 2000, Win XP, Win NT, Win Vista), Unix, San Solaris, Linux Series (Redhat, Debian, SUSE, Mandrake, Knoppix), Mac, dan lain sebagainya. Masing-masing sistem operasi memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga diperlukan analisis dalam memilih sistem operasi mana yang sesuai dengan kebutuhan.
Dan yang dimaksud Jaringan komputer adalah suatu system yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
Tujuan dari jaringan komputer adalah:
• Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
• Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
• Akses informasi: contohnya web browsing
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
Klasifikasi Berdasarkan skala :
• Personal Area Network (PAN)
• Campus Area Network (CAN)
• Local Area Network (LAN): suatu jaringan komputer yang menghubungkan suatu komputer dengan komputer lain dengan jarak yang terbatas.
• Metropolitant Area Network (MAN): prinsip sama dengan LAN, hanya saja jaraknya lebih luas, yaitu 10-50 km.
• Wide Area Network (WAN): jaraknya antar kota, negara, dan benua. ini sama dengan internet.
• Global Area Network (GAN)
Berdasarkan fungsi : Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai client dan juga server. Tetapi ada jaringan yang memiliki komputer yang khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain sebagai client. Ada juga yang tidak memiliki komputer yang khusus berfungsi sebagai server saja. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer:
Sesuai fungsi komputer pada sebuah jaringan, maka tipe jaringan komputer dibedakan menjadi dua tipe:
• Jaringan peer to peer
• Jaringan client/server
Beberapa sistem operasi jaringan yang umum dijumpai adalah sebagai berikut:
• Microsoft MS-NET
• Microsoft LAN Manager
• Novell NetWare
• Microsoft Windows NT Server
• GNU/Linux
• Banyan VINES
• Beberapa varian UNIX, seperti SCO OpenServer, Novell UnixWare, atau Solaris
3. MEMILIH KOMPONEN SERVER
Di zaman e-government saat ini, rasanya sudah tak terhitung banyak kantor pemerintah yang sudah saling terhubung dan menggunakan komputer. Begitu juga dengan server, tentunya banyak pegawai pemerintah yang sudah tidak asing dengan perangkat keras (hardware) yang biasanya berguna dalam penyimpanan data-data. Mungkin Anda pernah mendengar ketika era e-government baru bergulir banyak lembaga/ kantor pemerintah yang ikut “demam” membeli perangkat server.
Hasilnya? Banyak server yang tidak sesuai kebutuhan (berlebihan) atau malah tak berfungsi alias mubazir. Untuk itu, dalam kesempatan ini, saya akan memaparkan mengenai teknologi server termasuk di dalamnya bagaimana memilih server yang baik. Pasalnya, memilih server yang tepat, bisa menjadi mudah atau bahkan juga sulit karena banyak pertimbangan teknologi teknis yang digunakan. Untuk lebih jelasnya teknik memilih server terbagi dalam beberapa cara yaitu berdasarkan:
A. Role (Penggunaan) Server
B. Merek Server
C. Budget
D. Fitur Server
E. Lain-lainnya.
4. MENETAPKAN SPESIFIKASASI SERVER
5. MEMBANGUN DAN MENGKONFIGURASI SERVER
bagi penyelenggara pusat aplikasi jaringan komputer ada beberapa konfigurasi server yang dapat dibangun bergantung dari kebutuhan aplikasi yang akan digunakan oleh pengguna. beberapa contoh server tersebut yaitu file server printer server proxy server dns server web server mail server server repository yang menjadikan layanan update bagi sistem operasi pada klien juga server yang melayani aplikasi tertentu dari jaringan komputer, seperti game online serta billing server yang melakukan pencatatan waktu koneksi bagi klien misalnya pada sebuah warung internet atau jasa rental komputer.
host sebagai pusat koneksi untuk traffic jaringan komputer dapat berupa router sebagai jalur pengiriman datanya (gateway) sehingga host lain yang akan berkomunikasi dengan host pada network lain harus melalui perangkat ini . contoh lain adalah penerapan DHCP server yang memberikan distribusi IP alamat secara otomatis bahi host (DHCP klien).
http://basri-guru-muhkar.blogspot.com